SMK Negeri 1 Girimulyo

Sokomoyo, Jatimulyo, Girimulyo Kulon Progo

SMK Berbasis Budaya dan Lingkungan

Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Senin, 01 Juli 2024 ~ Oleh Admin ~ Dilihat 699 Kali

 

 

  1. Kesimpulan dan penjelasan mengenai pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara.

Ki Hajar Dewantara (KHD), Bapak Pendidikan Indonesia, memiliki pemikiran-pemikiran penting yang mendasari pendidikan di Indonesia. Ki Hajar Dewantara (KHD) memberikan pemikirannya tentang dasar-dasar Pendidikan. Menurut KHD, Pendidikan bertujuan untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Pendidikan harus memperhatikan kodrat alam dan kodrat zaman. Artinya, pendidikan harus sesuai dengan kodrat anak dan perkembangan zaman. Pendidikan yang dipaksakan dan tidak sesuai dengan kodrat anak akan menghambat perkembangannya.

Ki Hadjar Dewantara memandang pendidikan secara holistik. Artinya, pendidikan harus mencakup semua aspek kehidupan, yaitu olah cipta (pemikiran), olah rasa (perasaan), olah karsa (pengetahuan), olah raga (tubuh), dan olah jiwa (spiritualitas).

Pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara masih sangat relevan dengan pendidikan di Indonesia saat ini. Konsep pendidikannya yang memerdekakan, berpusat pada peserta didik, dan memperhatikan kodrat alam dan kodrat zaman masih menjadi landasan bagi pendidikan nasional.

  1. Refleksi dari pengetahuan dan pengalaman baru.

Modul 1.1 membuka mata dan pikiran saya terhadap pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang revolusioner dan mendasar bagi pendidikan di Indonesia. Konsepnya tentang pendidikan yang memerdekakan, berpusat pada peserta didik, dan memperhatikan kodrat alam dan kodrat zaman, sangatlah relevan dengan konteks pendidikan masa kini.

Sebelum mempelajari modul ini, pemahaman saya tentang pendidikan masih terpaku pada transfer ilmu pengetahuan semata. Saya memandang guru sebagai sosok yang memiliki otoritas penuh dan peserta didik sebagai penerima informasi pasif. Pendekatan ini ternyata tidak memberikan ruang bagi peserta didik untuk berkembang secara holistik.

 Namun, setelah mempelajari modul ini, paradigma saya tentang pendidikan mulai bergeser. Saya mulai memahami bahwa pendidikan bukan hanya tentang transfer ilmu pengetahuan, tetapi lebih dari itu, yaitu upaya untuk memerdekakan manusia dalam segala aspek kehidupannya. Guru berperan sebagai fasilitator dan motivator, bukan sebagai pengajar yang serba tahu. Peserta didik memiliki peran aktif dalam proses pembelajaran dan didorong untuk mengembangkan potensi dan bakat mereka sendiri.

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara mendorong saya untuk melakukan beberapa perubahan diri dalam praktik mengajar saya. Saya akan berusaha untuk:

  • Menerapkan konsep Ing Ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani dengan memberikan lebih banyak kebebasan kepada peserta didik untuk belajar dan mengeksplorasi pengetahuan mereka sendiri.
  • Menciptakan suasana belajar yang merdeka dan menyenangkan agar peserta didik merasa nyaman dan termotivasi untuk belajar.
  • Memperhatikan kodrat alam dan kodrat zaman dalam merancang pembelajaran, sehingga materi pelajaran dan metode pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan peserta didik.
  • Mengembangkan pendidikan holistik yang tidak hanya fokus pada pengembangan intelektual, tetapi juga karakter, moral, dan spiritualitas peserta didik.

Saya yakin bahwa dengan menerapkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam praktik mengajar saya, saya dapat membantu peserta didik untuk mencapai potensi terbaik mereka dan menjadi insan yang merdeka, mandiri, dan berkarakter.

 

Sukridi, S.Pd

KOMENTARI TULISAN INI

  1. TULISAN TERKAIT